Rabu, 27 Juni 2012

Aktivitas Hubungan Luar Negeri Pemerintah Daerah


Di era kemanunggalan pasar (globalisasi.red) seperti sekarang ini membuat batas – batas negara menjadi kabur. Isu – isu nasional dengan cepat berubah menjadi isu regional bahkan Internasional. Hal ini akan melatarbelakangi semakin besarnya ketergantungan setiap negara dengan negara lain nya. Dengan adanya fenomena tersebut menuntut kerjasama antar negara yang semakin intens dalam berbagai bidang.
Peran Kementerian Luar Negeri RI tidak lagi di rasa cukup untuk meng-handle semua urusan yang menyangkut hubungan luar negeri yang semakin kompleks ini. Hal ini menuntut adanya peran setiap elemen bangsa untuk melakukan aktivitas hubungan luar negeri, khususnya untuk mencapai national interest. Salah satu elemen bangsa yang telah “direstui” untuk melakukan hubungan luar negerinya langsung dengan aktor – aktor yang bersangkutan adalah Pemerintah Daerah.  Melalui UU no.22 Tahun 1999 inilah Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk melakukan aktivitas hubungan luar negeri.
Lalu hubungan yang bagaimana yang dapat dilakukan? Tentunya tidak semua hubungan dapat dijalin oleh Pemda, seperti hubungan bidang politik, pertahanan dan keamanan tetap menjadi kewenangan KEMLU. Hubungan luar negeri yang dapat dijalankan adalah melalui kota/provinsi kembar (sister city.red). melalui sister city inilah diharapkan daerah dapat mengembangkan potensi yang ada pada daerahnya, selain itu dengan adanya sister city ini juga dapat mempererat hubungan antar kedua negara yang kotanya saling ber-sistercity. Jadi nantinya jika setiap kabupaten/kota sudah memiliki badan khusus yang mengurusi masalah hubungan luar negeri akan memudahkan para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
Namun hingga saat ini masih banyak Pemerintahan Daerah di Indonesia ini yang belum melakukan hal tersebut. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat aktivitas hubungan luar negeri: Pertama adalah kuranganya pengetahuan pegawai Pemda mengenai hubungan luar negeri dan kepentingan nasional RI sehingga saat meminta persetujuan dari Menteri Luar Negeri RI draft tersebut terus ditolak. Kedua adalah mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk sekali melakukan sister city, namun faktor kedua ini dapat diatasi jika sister city yang dilakukan benar – benar bermanfaat.

Maka dari itu, untuk meningkatkan kemampuan hubungan luar negeri pegawai Pemda, perlu adanya beberapa pelatihan dan seminar agar para pegawai Pemda ini benar – benar bisa menjadi “Diplomat Kabupaten/Kota”. Seperti yang akan dilakukan oleh Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi Solo ini. Dengan menggandeng Uni Eropa Prodi HI UNISRI rencananya akan melakukan Pelatihan Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri bagi para Kepala Daerah se-Jawa secara bertahap selama dua tahun, dan akan dimulai sekitar Bulan Juni tahun ini. Diharapkan melalui program tersebut, para otoritas daerah mampu melakukan diplomasi dan hubungan luar negeri yang benar – benar berkualitas demi tercapainya national interest.

Kekuatan Soft Diplomacy


Tatanan dunia sekarang ini sepertinya sedang berubah sangat cepat. Negara tidak lagi memamerkan kekuatan militernya untuk mempengaruhi negara lain guna mencapai national interest nya. Dunia sepertinya sudah jenuh dengan model pendekatan kuno tersebut. Selain jenuh, pendekatan kuno tersebut juga berpotensi menimbulkan perang.
Kini muncul sistem pendekatan baru, yakni soft diplomacy. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan soft diplomacy? Dan apa bedanya dengan hard diplomacy? Soft diplomacy merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan budaya. Sedangkan hard diplomacy merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan hard power, seperti kekuatan militer.
Dewasa ini banyak negara berlomba – lomba menancapkan pengaruhnya di negara lain dengan mengandalkan budaya nya. Sebagai contoh adalah negara Amerika Serikat. Selain terkenal dengan kekuatan militernya, AS juga terkenal dengan industri film nya, yakni Hollywood. Melalui film inilah Amerika Serikat mencoba mempengaruhi pandangan publik internasional, contohnya adalah film Rambo yang menceritakan perjuangan pada masa perang Vietnam. Selain AS, kini Korea Selatan juga sedang gencar – gencarnyamembumikan K-Pop (Korean Pop) melalui drama, boyband dan girlband nya. Dan salah satu negara yang berhasil dipengaruhi adalah negara Indonesia.

Cara ini memang terbilang lebih efektif untuk menancapkan pengaruh suatu negara ke negara lain. Terbukti banyak negara seperti Indonesia yang terpengaruh oleh berbagai budaya asing. Namun sebagai negara yang berdaulat, Indonesia juga perlu melakukan penayaringan budaya asing yang masuk sehingga tidak membahayakan budaya lokal dan juga kepentingan nasional RI. Fenomena ini juga harus dimanfaatkan oleh para stakeholders di negara ini untuk melakukan pertukaran budaya.  Agar budaya Indonesia juga dikenal oleh publik internasional serta Indonesia tidak di cap sebagai negara follower saja.

Kamis, 14 Juni 2012

Angin Segar di Tengah Mahalnya Uang Kuliah

Di zaman seperti sekarang ini masih banyak orang yang kurang beruntung untuk bisa mengecap bangku kuliah. Faktor yang sangat berpengaruh akan hal tersebut adalah faktor ekonomi. Ya, besarnya uang SPP memupus harapan banyak pelajar untuk melanjutkan studinya di perguruan tinggi. Padahal banyak diantara orang – orang tersebut menyimpan potensi yang sangat besar bagi kemajuan bangsa.
Undang – undang Badan Hukum Pendidikan turut ambil bagian dalam tingginya uang kuliah. Karena dalam UU tersebut, perguruan tinggi dapat mengelola perguruan tingginya sendiri layaknya mengelola sebuah perusahaan. Hal inilah yang membuat para pengelola universitas berlomba – lomba untuk mencari laba seperti sebuah perusahaan.
Namun angin segar berhembus khusunya di Kota Solo. Seiring dengan banyaknya warga masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan tinggi, Universitas Slamet Riyadi Surakarta muncul untuk menjawab hal tersebut. Dengan biaya yang terjangkau, kini warga masyarakat sudah bisa mengenyam pendidikan strata satu di UNISRI.
Ada banyak program studi yang ditawarkan oleh kampus yang terletak di kawasan Joglo, Kadipiro, Solo ini. Salah satunya yang menyedot perhatian adalah Program Studi Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri yang baru empat tahun ini berdiri. Prodi ini merupakan satu – satunya di Kota Solo.
Dalam kurun waktu empat tahun in, Program Studi Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri ini telah banyak membangun jaringan, mulai dari Kerajaan Belanda hingga yang paling anyar dengan Uni Eropa. Hal inilah yang membawa Program Studi Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri UNISRI mendapatkan Akreditasi B dari BAN PT meskipun belum meluluskan mahasiswanya.
So, tunggu apalagi segeralah bergabung dengan kami di Program Studi Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri. UNISRI unggul dalam prestasi, menyenangkan dalam belajar.