Program
yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Surakarta (Solo) dalam memperingati “Hari
Tari Se-Dunia” yang jatuh setiap tanggal 29 April ini selalu dinantikan oleh
para penikmat tari di Kota Solo dan sekitarnya. Acara yang di launching pertama
kali pada tahun 2011 itu terus saja berkembang dan menjadi semakin meriah
setiap tahunnya. Ini dapat terlihat dari jumlah peserta dan penonton yang terus
bertambah setiap tahunnya. Para peserta yang hadir dan berpartisipasi tidak
hanya warga lokal Kota Solo saja melainkan menjangkau sanggar tari dari seluruh
Indonesia.
Dalam
tahun ke tiganya ini (2013), event
Solo Menari 24 jam akan dimeriahkan juga oleh sanggar tari dari luar negeri yakni
sanggar tari yang berasal dari Italia dan Malaysia. Kehadiran dua sanggar tari
dari luar negeri ini tentunya akan menambah nilai positif dari pelaksanaan event tersebut. Salah satunya adalah
dengan meningkatkan level dari event itu sendiri. Yang semula memiliki level
lokal kini meningkat levelnya menjadi internasional.
Kesempatan
inilah yang dapat digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk memperkenalkan
budaya Indonesia kepada dunia Internasional. Melalui event tersebut diharapkan
Indonesia akan semakin dikenal dengan keanekaragaman budayanya. Secara tidak
langsung usaha tersebut akan berdampak juga pada meningkatnya jumlah kunjungan
wisatawan asing ke Indonesia. Selain itu citra Indonesia sebagai negara
multikultur juga akan semakin mantap kita genggam.
Memang
dewasa ini diplomasi budaya menjadi senjata ampuh setiap negara untuk lebih
mengeksiskan diri pada dunia internasional. Sebut saja Republik Korea yang
berhasil “membius” masyarakat internasional dengan K-Pop (Korean Pop) nya.
Indonesia juga harus mengambil langkah yang sama agar budaya Indonesia juga
dapat dinikmati oleh masyarakat internasional. Kota Solo sudah memulainya
dengan mengadakan event “Solo Menari 24 Jam” tersebut. Semoga saja event serupa
dapat dikembangkan di seluruh Indonesia. Happy International Dance Day! Enjoy
Solo..