Tatanan dunia sekarang
ini sepertinya sedang berubah sangat cepat. Negara tidak lagi memamerkan
kekuatan militernya untuk mempengaruhi negara lain guna mencapai national interest nya. Dunia sepertinya
sudah jenuh dengan model pendekatan kuno tersebut. Selain jenuh, pendekatan
kuno tersebut juga berpotensi menimbulkan perang.
Kini muncul sistem pendekatan baru, yakni soft diplomacy. Sebenarnya apa yang
dimaksud dengan soft diplomacy? Dan
apa bedanya dengan hard diplomacy? Soft diplomacy merupakan cara suatu
negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan
budaya. Sedangkan hard diplomacy
merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui
pendekatan hard power, seperti
kekuatan militer.
Dewasa ini banyak negara berlomba – lomba menancapkan
pengaruhnya di negara lain dengan mengandalkan budaya nya. Sebagai contoh
adalah negara Amerika Serikat. Selain terkenal dengan kekuatan militernya, AS
juga terkenal dengan industri film nya, yakni Hollywood. Melalui film inilah
Amerika Serikat mencoba mempengaruhi pandangan publik internasional, contohnya
adalah film Rambo yang menceritakan perjuangan pada masa perang Vietnam. Selain
AS, kini Korea Selatan juga sedang gencar – gencarnyamembumikan K-Pop (Korean
Pop) melalui drama, boyband dan girlband nya. Dan salah satu negara yang
berhasil dipengaruhi adalah negara Indonesia.
Cara ini memang terbilang lebih efektif untuk menancapkan
pengaruh suatu negara ke negara lain. Terbukti banyak negara seperti Indonesia
yang terpengaruh oleh berbagai budaya asing. Namun sebagai negara yang
berdaulat, Indonesia juga perlu melakukan penayaringan budaya asing yang masuk
sehingga tidak membahayakan budaya lokal dan juga kepentingan nasional RI.
Fenomena ini juga harus dimanfaatkan oleh para stakeholders di negara ini untuk melakukan pertukaran budaya. Agar budaya Indonesia juga dikenal oleh
publik internasional serta Indonesia tidak di cap sebagai negara follower saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar