Sabtu, 02 Februari 2013

Bandung Lautan Diplomasi



Biasanya sih kata “Bandung” identik dengan “lautan api” atau bahkan yang teranyar “lautan asmara” hehe.. Tapi kali ini aku bakal bahas “Bandung Lautan Diplomasi”. Sebelum kita bahas lebih jauh nih aku kasih definisi dulu soal apa itu “Diplomasi”. Diplomasi merupakan suatu seni berunding yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk mencapai kepentingan masing – masing. Jaman dulu kata “Diplomasi” ini identik dengan aktor – aktor pemerintah aja, tapi semakin kesini arti diplomasi ini semakin meluas. Aktivitas diplomasi di jaman modern ini bisa dilakuin oleh pemerintah daerah, perusahan, atau bahkan individu guys. Ya tentu saja ga semua sektor bisa di diplomasikan sama aktor – aktor diatas, masih ada beberapa sektor yang masih jadi urusan pemerintah pusat.
Istilah “Bandung Lautan Diplomasi” ini aku dapet setelah kemaren aku ikut rombongan Kunjungan Kelembagaan yang dijalanin Prodi Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi dengan tujuan ke Provinsi Jawa Barat tepatnya Kota Bandung. Trus apa aja yang kita lakuin disana sampai – sampai aku dapet kesimpulan “Bandung Lautan Diplomasi” itu.
Pertama aku dan rombongan berkunjung ke Pemerintahan Provinsi Jawa Barat tepatnya di Gedung Sate, Kota Bandung. Disana kami diterima oleh Ka. Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama. Beliau memaparkan kegiatan Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri yang udah dijalanin oleh Pemprov Jawa Barat. Ternyata aku salah mengira guys, Pemprov Jabar ternyata udah maju banget soal Kerjasama Luar Negerinya. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa kerjasama yang dijalin dengan negara – negara tetangga. Kerjasama ini mulai dari MoU sampai pembentukan Sister Province. Untuk Sister Province sendiri Provinsi Jawa Barat menggandeng Australia Selatan. Tapi sayang kerjasama itu udah kelar tahun 2007. Saat ini Provinsi Jawa Barat sedang melakukan kerjasama Sister Province dengan salah satu Provinsi di Afrika Selatan, wow that’s cool. Kerjasama luar negeri Provinsi Jawa Barat sendiri berfokus kepada sektor perdagangan. Seperti yang kita tahu banyak banget produk dari Jawa Barat yang berkualitas kayak sepatu dan tas kulit. Nah, lewat kerjasama luar negeri ini Pemprov Jabar pengen buka pasar barang – barang asli Jabar tadi biar laku di dunia internasional guys.
Kunjungan kedua adalah ke Universitas Padjajaran. Disini kami diterima oleh Ka. Prodi Hubungan Internasional nya guys. Tujuan kami dateng kesini adalah buat memperdalam pengetahuan kami soal Politik Luar Negeri Indonesia. Ada dua narasumber yang ngasih materi, yang pertama Ketua Pascasarjana HI UNPAD dan yang kedua Sekretaris Pascasarjana HI UNPAD. Beliau berdua memaparkan materi dengan gaya yang khas banget jadi ga bikin ngantuk deh..
Setelah istirahat semalam di Hotel Mutiara, Bandung. Kami melanjutkan perjalanan ke Gedung Merdeka. Gedung ini merupakan saksi bisu sejarah diplomasi Indonesia guys. Jaman dulu, tepatnya tahun 1955 gedung ini pernah dipake buat Konferensi Asia – Afrika.. Wow keren ya, baru 10 tahun merdeka, Indonesia udah bisa nyelenggaarain konferensi tingkat internasional. Konferensi tersebut diikuti oleh 29 negara dari benua Asia dan Afrika. Konferensi ini mengilhami banyak negara di kawasan Asia – Afrika untuk merdeka guys. Konferensi ini juga merupakan cikal bakal dari Gerakan Non-Blok yang sampai sekarang masih ada. Dan konferensi tersebut merupakan konferensi tingkat internaional pertama yang di adain di Indonesia. Bangga dong kita sebagai warga Indonesia soalnya kita jaman dulu aktif banget jadi pelopor lahirnya forum – forum internasional. Sampai sekarang kita juga masih aktif kok jadi pelopor forum – forum internasional, salah satunya lewat “Bali Democracy Forum” yang diadain setahun sekali.
Nah dari paparan diatas, dapat kita simpulin kalau Bandung emang pantes dapet predikat “lautan diplomasi”. Dilihat dari sejarahnya, Kota Bandung pernah jadi tuan rumah konferensi tingkat internasional yang pertama diselenggarain di Indonesia. Lewat konferensi tersebut nama Bandung jadi terkenal di dunia internasional. Dan kekuatan Indonesia mulai diperhitungkan. Sampai saat ini Bandung juga masih aktif berkegiatan di dunia internasional. Seperti yang udah aku paparin di atas yakni melalui kegiatan kerjasaama luar negeri yang di handle oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ga heran dong sampai saat ini banyak banget utusan – utusan dari negara – negara sahabat yang datang ke Bandung buat ngajakin kerjasama.
Kunjungan kelembagaan ini ditutup dengan berpiknik ria ke Gunung Tangkuban Parahu dan Kawasan Cihampelas. Terima kasih banyak kepada Proyek Hubungan Internasional UNISRI dan Prodi Hubungan Internasional UNISRI yang udah ngasih kesempatan aku buat ikut kunjungan kelembagaan ini. Pengalaman dan pengetahuan ini bakal aku sumbangkan ke Prodi Hubungan Internasional UNISRI tercinta. Salam Diplomacy for a better world!

Rabu, 27 Juni 2012

Aktivitas Hubungan Luar Negeri Pemerintah Daerah


Di era kemanunggalan pasar (globalisasi.red) seperti sekarang ini membuat batas – batas negara menjadi kabur. Isu – isu nasional dengan cepat berubah menjadi isu regional bahkan Internasional. Hal ini akan melatarbelakangi semakin besarnya ketergantungan setiap negara dengan negara lain nya. Dengan adanya fenomena tersebut menuntut kerjasama antar negara yang semakin intens dalam berbagai bidang.
Peran Kementerian Luar Negeri RI tidak lagi di rasa cukup untuk meng-handle semua urusan yang menyangkut hubungan luar negeri yang semakin kompleks ini. Hal ini menuntut adanya peran setiap elemen bangsa untuk melakukan aktivitas hubungan luar negeri, khususnya untuk mencapai national interest. Salah satu elemen bangsa yang telah “direstui” untuk melakukan hubungan luar negerinya langsung dengan aktor – aktor yang bersangkutan adalah Pemerintah Daerah.  Melalui UU no.22 Tahun 1999 inilah Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk melakukan aktivitas hubungan luar negeri.
Lalu hubungan yang bagaimana yang dapat dilakukan? Tentunya tidak semua hubungan dapat dijalin oleh Pemda, seperti hubungan bidang politik, pertahanan dan keamanan tetap menjadi kewenangan KEMLU. Hubungan luar negeri yang dapat dijalankan adalah melalui kota/provinsi kembar (sister city.red). melalui sister city inilah diharapkan daerah dapat mengembangkan potensi yang ada pada daerahnya, selain itu dengan adanya sister city ini juga dapat mempererat hubungan antar kedua negara yang kotanya saling ber-sistercity. Jadi nantinya jika setiap kabupaten/kota sudah memiliki badan khusus yang mengurusi masalah hubungan luar negeri akan memudahkan para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
Namun hingga saat ini masih banyak Pemerintahan Daerah di Indonesia ini yang belum melakukan hal tersebut. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat aktivitas hubungan luar negeri: Pertama adalah kuranganya pengetahuan pegawai Pemda mengenai hubungan luar negeri dan kepentingan nasional RI sehingga saat meminta persetujuan dari Menteri Luar Negeri RI draft tersebut terus ditolak. Kedua adalah mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk sekali melakukan sister city, namun faktor kedua ini dapat diatasi jika sister city yang dilakukan benar – benar bermanfaat.

Maka dari itu, untuk meningkatkan kemampuan hubungan luar negeri pegawai Pemda, perlu adanya beberapa pelatihan dan seminar agar para pegawai Pemda ini benar – benar bisa menjadi “Diplomat Kabupaten/Kota”. Seperti yang akan dilakukan oleh Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi Solo ini. Dengan menggandeng Uni Eropa Prodi HI UNISRI rencananya akan melakukan Pelatihan Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri bagi para Kepala Daerah se-Jawa secara bertahap selama dua tahun, dan akan dimulai sekitar Bulan Juni tahun ini. Diharapkan melalui program tersebut, para otoritas daerah mampu melakukan diplomasi dan hubungan luar negeri yang benar – benar berkualitas demi tercapainya national interest.

Kekuatan Soft Diplomacy


Tatanan dunia sekarang ini sepertinya sedang berubah sangat cepat. Negara tidak lagi memamerkan kekuatan militernya untuk mempengaruhi negara lain guna mencapai national interest nya. Dunia sepertinya sudah jenuh dengan model pendekatan kuno tersebut. Selain jenuh, pendekatan kuno tersebut juga berpotensi menimbulkan perang.
Kini muncul sistem pendekatan baru, yakni soft diplomacy. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan soft diplomacy? Dan apa bedanya dengan hard diplomacy? Soft diplomacy merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan budaya. Sedangkan hard diplomacy merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan hard power, seperti kekuatan militer.
Dewasa ini banyak negara berlomba – lomba menancapkan pengaruhnya di negara lain dengan mengandalkan budaya nya. Sebagai contoh adalah negara Amerika Serikat. Selain terkenal dengan kekuatan militernya, AS juga terkenal dengan industri film nya, yakni Hollywood. Melalui film inilah Amerika Serikat mencoba mempengaruhi pandangan publik internasional, contohnya adalah film Rambo yang menceritakan perjuangan pada masa perang Vietnam. Selain AS, kini Korea Selatan juga sedang gencar – gencarnyamembumikan K-Pop (Korean Pop) melalui drama, boyband dan girlband nya. Dan salah satu negara yang berhasil dipengaruhi adalah negara Indonesia.

Cara ini memang terbilang lebih efektif untuk menancapkan pengaruh suatu negara ke negara lain. Terbukti banyak negara seperti Indonesia yang terpengaruh oleh berbagai budaya asing. Namun sebagai negara yang berdaulat, Indonesia juga perlu melakukan penayaringan budaya asing yang masuk sehingga tidak membahayakan budaya lokal dan juga kepentingan nasional RI. Fenomena ini juga harus dimanfaatkan oleh para stakeholders di negara ini untuk melakukan pertukaran budaya.  Agar budaya Indonesia juga dikenal oleh publik internasional serta Indonesia tidak di cap sebagai negara follower saja.

Kamis, 14 Juni 2012

Angin Segar di Tengah Mahalnya Uang Kuliah

Di zaman seperti sekarang ini masih banyak orang yang kurang beruntung untuk bisa mengecap bangku kuliah. Faktor yang sangat berpengaruh akan hal tersebut adalah faktor ekonomi. Ya, besarnya uang SPP memupus harapan banyak pelajar untuk melanjutkan studinya di perguruan tinggi. Padahal banyak diantara orang – orang tersebut menyimpan potensi yang sangat besar bagi kemajuan bangsa.
Undang – undang Badan Hukum Pendidikan turut ambil bagian dalam tingginya uang kuliah. Karena dalam UU tersebut, perguruan tinggi dapat mengelola perguruan tingginya sendiri layaknya mengelola sebuah perusahaan. Hal inilah yang membuat para pengelola universitas berlomba – lomba untuk mencari laba seperti sebuah perusahaan.
Namun angin segar berhembus khusunya di Kota Solo. Seiring dengan banyaknya warga masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan tinggi, Universitas Slamet Riyadi Surakarta muncul untuk menjawab hal tersebut. Dengan biaya yang terjangkau, kini warga masyarakat sudah bisa mengenyam pendidikan strata satu di UNISRI.
Ada banyak program studi yang ditawarkan oleh kampus yang terletak di kawasan Joglo, Kadipiro, Solo ini. Salah satunya yang menyedot perhatian adalah Program Studi Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri yang baru empat tahun ini berdiri. Prodi ini merupakan satu – satunya di Kota Solo.
Dalam kurun waktu empat tahun in, Program Studi Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri ini telah banyak membangun jaringan, mulai dari Kerajaan Belanda hingga yang paling anyar dengan Uni Eropa. Hal inilah yang membawa Program Studi Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri UNISRI mendapatkan Akreditasi B dari BAN PT meskipun belum meluluskan mahasiswanya.
So, tunggu apalagi segeralah bergabung dengan kami di Program Studi Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri. UNISRI unggul dalam prestasi, menyenangkan dalam belajar.