Konflik
asimetris merupakan konflik dimana aktor – aktor yang terlibat tidak sama atau
tidak seimbang. Ketidakseimbangan aktor – aktor yang terlibat tersebut kadang
sulit untuk didefinisikan kedalam karakteristik – karakteristik khusus, untuk
itu Gallo dan Marzano membagi asimetris kedalam tiga kelompok (Gallo, 2009) .
- · Asimetri Kekuasaan
Aktor – aktor dalam konflik jenis ini dipisahkan
oleh garis kekuasaan yang berbeda. Misalnya konflik antara pemimpin dan anggota
kelompok.
- · Asimetri Strategis
Konflik jenis ini berlangsung ketika aktor – aktor
yang terlibat tidak seimbang secara stategi. Misalnya adalah perang antara
sipil melawan militer. Sipil memang menguasai informasi yang luas dan memiliki
pemimpin yang lebih cerdas namun mereka tidak memiliki senjata, pengalaman
tempur dan strategi tempur karena itu semua dimiliki oleh militer.
- · Asimetri Struktural
Aktor pada konflik ini dibedakan berdasarkan
struktur yang ada, misalnya struktur sosial dan budaya. Sebagai contoh adalah
konflik antar kasta dalam agama Hindu.
Dengan memahami dan
mengelompokan ketidakseimbangan aktor – aktor yang terlibat dalam konflik
tersebut maka kita dapat dengan mudah menganalisa dan memahami perkembangan
dari konflik yang terjadi tersebut. Dalam konflik asimetris tidak selalu pihak
yang kuat akan menang melawan pihak yang lemah. Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi aktor – aktor yang terlibat dalam konflik asimetris tersebut,
misalnya faktor pengalaman, tingkat pendidikan, penguasaan masa dan media,
serta pembentukan opini publik. Contoh paling nyata adalah Perang Vietnam
dimana Amerika Serikat yang merupakan negara besar harus mengakui keunggulan
taktik dan strategi dari para militer Vietnam
Konflik
asimetris sering dikait – kaitkan dengan tindakan terorisme dan pemberontakan.
Hal ini wajar saja mengingat kelompok – kelompok teroris dan pemberontak
biasanya memiliki satu sasaran yakni pemerintah yang sedang berkuasa yang
secara struktur, kekuasaan maupun startegi jelas tidak seimbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar